Bayi kembar selalu menjadi topik menarik untuk dibicarakan. Ada banyak keluarga yang ingin memiliki bayi kembar karena dianggap sebagai berkah dan kebahagiaan tersendiri. Namun, tidak semua orang tahu cara untuk memiliki bayi kembar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kembaran, termasuk faktor genetik, usia ibu, dan gaya hidup.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara untuk mendapatkan bayi kembar secara alami dan juga melalui teknologi medis. Semoga artikel ini dapat membantu keluarga yang ingin memiliki bayi kembar untuk memahami faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan mengambil keputusan yang tepat.
- Tak Cuma Wanita, Ini Tips Promil untuk Pria Tingkatkan Peluang Kehamilan!
- Tanda Kehamilan Trimester Pertama: Kenali Gejala Awal yang Muncul
- Sebelum Ikut Program Bayi Tabung, Pastikan 7 Syarat Ini Terpenuhi
- Ini 5 Persiapan Program Hamil yang Penting Untuk Dilakukan
- 5 Cara Meningkatkan Jumlah Sperma yang Efektif
Meredith (dalam Hurlock, 2009) mengatakan bahwa 1 dari 80 kelahiran terjadi kembar dua, 1 dari setiap 9.000 kelahiran terjadi kembar tiga, dan 1 dari setiap 570.000 terjadi kelahiran kembar empat. Kembar identik memiliki gen yang 100% sama, sedangkan kembar fraternal hanya memiliki 50% gen yang sama seperti saudara kandung yang bukan kembar.
Kembar identik selalu mempunyai jenis kelamin yang sama, sedangkan kembar fraternal dapat memiliki jenis kelamin yang sama atau berbeda. Perbandingan jumlah kelahiran kembar adalah 75% fraternal dan 25% identik (Hurlock, 2009).
Proses terjadinya bayi kembar dalam ilmu medis
Bayi kembar terjadi ketika dua atau lebih telur dibuahi oleh sperma dan berkembang menjadi bayi yang terpisah. Proses ini terjadi secara alami pada beberapa wanita dan dapat dipicu oleh beberapa faktor.
Pada umumnya, ovulasi terjadi ketika sel telur dilepaskan dari ovarium dan bergerak melalui saluran tuba menuju rahim. Jika sperma berhasil membuahi sel telur ini, maka akan terjadi kehamilan. Namun, kadang-kadang, lebih dari satu sel telur dilepaskan dan jika masing-masing sel telur ini dibuahi oleh sperma yang berbeda, maka akan terjadi kehamilan kembar fraternal atau non-identik.
Sedangkan pada kehamilan kembar identik, hanya satu sel telur yang dibuahi oleh satu sperma, tetapi sel telur ini kemudian membelah menjadi dua embrio yang terpisah. Proses ini terjadi secara acak dan tidak dapat diprediksi.
Dalam teknologi medis, proses terjadinya bayi kembar dapat dipicu dengan cara merangsang ovulasi menggunakan obat-obatan fertilitas. Obat-obatan ini dapat merangsang pelepasan lebih dari satu sel telur pada satu siklus menstruasi, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan kembar.
Selain itu, pada teknologi medis In Vitro Fertilization (IVF), beberapa embrio dapat ditanamkan ke dalam rahim untuk meningkatkan peluang kehamilan kembar. Proses ini melibatkan pembuahan di luar tubuh dan penanaman embrio ke dalam rahim melalui prosedur yang diawasi secara medis.
Baca juga: Yuk, Intip Jenis Tes Kesuburan Pria dan Biayanya Berikut Ini!
Faktor-faktor yang memengaruhi anak kembar
Berikut adalah beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi kembaran:
1. Faktor genetik
Jika ada riwayat kembar dalam keluarga, maka kemungkinan memiliki bayi kembar juga akan meningkat. Faktor genetik memang menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kembaran.
2. Usia ibu
Semakin tua usia seorang wanita saat hamil maka semakin tinggi kemungkinan untuk memiliki bayi kembar. Hal ini disebabkan karena semakin bertambah usia, hormon yang merangsang ovulasi menjadi lebih kuat, sehingga lebih mudah untuk melepaskan lebih dari satu telur dalam satu siklus menstruasi.
3. Faktor gizi
Asupan gizi yang seimbang dan cukup, terutama kandungan asam folat, dapat meningkatkan peluang untuk memiliki bayi kembar. Konsumsi makanan seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan yang kaya akan nutrisi juga dapat meningkatkan kesuburan.
4. Teknologi medis
Jika Anda memiliki kesulitan untuk hamil, maka prosedur medis seperti In Vitro Fertilization (IVF) dapat meningkatkan peluang untuk memiliki bayi kembar. Pada IVF, beberapa embrio dapat ditanamkan ke dalam rahim untuk meningkatkan peluang kehamilan kembar.
Namun, penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini tidak menjamin untuk memiliki bayi kembar. Kembar identik, misalnya, tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, karena kembar identik terjadi secara acak dan tidak dapat diprediksi.
Perawatan ibu hamil pasca melahirkan anak kembar
Setelah melahirkan anak kembar, perawatan ibu hamil sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal. Berikut adalah beberapa perawatan yang direkomendasikan untuk ibu hamil pasca melahirkan anak kembar:
-
Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup sangat penting bagi ibu hamil pasca melahirkan anak kembar. Ibu hamil perlu menjaga agar tubuhnya mendapat istirahat yang cukup untuk mempercepat pemulihan.
-
Asupan nutrisi yang seimbang
Mengonsumsi asupan nutrisi yang seimbang dan berkualitas dapat membantu ibu hamil dalam proses pemulihan pasca melahirkan. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak protein, vitamin, mineral, dan serat.
-
Meminum cairan yang cukup
Meminum cairan yang cukup dapat membantu ibu hamil untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Ibu hamil disarankan untuk meminum air putih atau minuman non-kafein lainnya.
-
Menghindari beban berat
Ibu hamil perlu menghindari beban berat dan aktivitas fisik yang terlalu berat selama beberapa minggu setelah melahirkan anak kembar. Aktivitas fisik yang terlalu berat dapat mengganggu proses pemulihan dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Menjaga kesehatan mental
Melahirkan anak kembar dapat mempengaruhi kesehatan mental ibu hamil. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental dan memperoleh dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat membantu ibu hamil dalam menghadapi masa-masa pasca melahirkan anak kembar.
Perawatan ibu hamil pasca melahirkan anak kembar sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal. Ibu hamil perlu mengikuti saran dan rekomendasi dokter spesialis kandungan dan ahli gizi dalam menjaga kesehatannya dan memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan.
Baca juga: Inilah 4 Terapi Program Hamil yang Dapat Kamu Lakukan
Risiko melahirkan bayi kembar
Melahirkan bayi kembar dapat membawa risiko kesehatan yang lebih tinggi bagi ibu dan bayi. Berikut adalah beberapa risiko yang dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan bayi kembar:
- Risiko kesehatan ibu, kehamilan kembar dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan pada ibu, seperti preeklamsia, diabetes gestasional, anemia, dan kelainan pada plasenta. Selain itu, kembar juga dapat meningkatkan risiko kegagalan jantung dan kekurangan darah.
- Risiko kelahiran prematur, kehamilan kembar juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yaitu kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kelahiran prematur dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi bayi, seperti gangguan pernapasan, masalah pada sistem saraf, dan infeksi. Bayi prematur seringkali memerlukan perawatan secara ketat di ruangan perawatan intensif neonatal (NICU).
- Risiko pertumbuhan terganggu, kehamilan kembar juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pertumbuhan terganggu pada salah satu atau kedua bayi. Jika salah satu bayi tidak tumbuh dengan baik, maka risiko kesehatan bagi bayi tersebut akan meningkat.
- Risiko kehamilan ektopik, kehamilan kembar juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu kehamilan yang terjadi di luar rahim. Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pendarahan dan memerlukan penanganan medis segera.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil kembar untuk menjalani perawatan medis yang tepat dan memeriksakan kesehatan secara teratur. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan melalui operasi caesar untuk mengurangi risiko kesehatan bagi ibu dan bayi.
Baca juga: Berapakah Usia Menopause? Ayo Simak Lebih Dalam di Sini
Berapa persen tingkat peluang memiliki anak kembar?
Tingkat peluang memiliki anak kembar tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, usia ibu, dan penggunaan teknologi medis. Secara umum, tingkat peluang memiliki anak kembar fraternal atau non-identik adalah sekitar 1 dari 80 kehamilan atau sekitar 1,25%. Sedangkan peluang memiliki anak kembar identik lebih rendah, yaitu sekitar 1 dari 250 kehamilan atau sekitar 0,4%.
Namun, jika ada riwayat keluarga yang memiliki anak kembar atau jika ibu memiliki kembar dalam keluarganya, maka tingkat peluangnya dapat meningkat. Selain itu, penggunaan obat-obatan fertilitas untuk merangsang ovulasi atau teknologi medis IVF juga dapat meningkatkan tingkat peluang memiliki anak kembar.
Satu hal lagi, perlu diingat bahwa tingkat peluang memiliki anak kembar hanya bersifat statistik dan tidak dapat dijadikan patokan pasti. Kehamilan kembar tetaplah sebuah kejadian yang tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Meskipun memiliki anak kembar adalah anugerah yang luar biasa, namun tetap perlu diingat bahwa setiap kehamilan dan kelahiran memiliki risiko dan tantangan masing-masing. Oleh karena itu, sebelum mencoba metode apapun untuk memiliki anak kembar, pastikan untuk berkonsultasi dengan Dokter terlebih dahulu. Selain itu, selalu ingat bahwa setiap anak, berapa pun jumlahnya adalah anugerah yang berharga dan perlu dijaga dengan baik untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaannya.
Klinik Morula IVF adalah klinik kesehatan reproduksi dan fertilitas yang membantu menangani masalah reproduksi pada pasien. Morula menawarkan berbagai layanan kesehatan yang dapat membantu pasangan mengatasi tantangan infertilitas. Layanan di Morula terdiri dari layanan dasar dan juga layanan lanjutan. Layanan dasar di Morula diantaranya adalah Tracking Cycle, Laparoskopi, Ovulasi Induksi, dan Analisis Sperma.
Selain layanan dasar, Morula juga menyediakan layanan lanjutan. Adapun diantara layanan lanjutan yang disediakan oleh Morula adalah Pemeriksaan DNA Fragmentasi Sperma, Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection (PICSI), Intracytoplasmic Morphologically-selected Sperm Injection (IMSI), dan layanan-layanan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami atau telusuri website resmi kami untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
- Luke, et al. (2017). Adverse Pregnancy, Birth, and Infant Outcomes in Twins: Effects of Maternal Fertility Status and Infant Gender Combinations; The Massachusetts Outcomes Study of Assisted Reproductive Technology. American Journal of Obstetrics and Gynecology, doi: 10.1016/j.ajog.2017.04.025
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=overview-of-multiple-pregnancy-85-P08019#:~:text=A%20family%20history%20of%20multiple,children%20until%20later%20in%20life
- https://www.nhs.uk/pregnancy/finding-out/pregnant-with-twins/#:~:text=Everyone%20has%20the%20same%20chance,and%20the%20lowest%20among%20Japanese